efek

  • seni tari

    Cinta itu beda-beda tipis dengan musik yang indah. Ya, cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.

  • tarian indah

    Mereka bagaikan mata-mata pena yang menari di atas lemabaran kertas yang sama, lembaran kertas hitam. Dan hanya keberuntungan yang bisa membuat kertas itu menjadi abu-abu, karena tidak mungkin membuatnya menjadi putih bersih.

  • arti cinta

    Apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?

pengertian tari gambyong

 Tari Gambyong

Tari Gambyong
Tari Gambyong
Tari Gambyong berasal dari daerah Surakarta. Awalnya, tarian ini hanya sebuah tarian rakyat dan diadakan ketika memasuki musim panen padi. Sekarang, tarian tersebut diadakan saat acara sakral dan sebagai penghormatan pada tamu.
Sejarahnya nama Gambyong pun diambil dari salah satu penari tempo dulu, dimana penari tersebut memiliki suara merdu dan tubuh yang lentur, dengan kedua bakat tersebut Gambyong yang memiliki nama lengkap Sri Gambyong cepat terkenal dan dapat memikat banyak orang.
Hingga akhirnya nama penari itu terdengar ke telinga Sunan Paku Buwono IV, membuat Sri Gambyong diundang untuk menari ke dalam Istana. Ia pun berhasil memikat orang-orang di Istana, hingga akhirnya tariannya pun dipelajari dan dikembangkan hingga dinobatkan tarian khas Istana.
Untuk jumlah penari tidak disyaratkan, namun untuk kostum yang biasa digunakan adalah kostum kemben yang sebahu dilengkapi dengan selendang. Pada dasarnya tarian ini sangat identik dengan warna kuning dan hijau. Namun seiring zaman, warna pun tidak menjadi patokan.
Musik pengiring tarian ini biasanya gamelan seperti Gong, kenong, gambang dan kendang.
Tari Gambyong adalah tari adat khas dari daerah Surakarta. Tarian ini sering dipertunjukan dalam acara-acar besar atau festival. Banyak para wisatawan mancanegara menyukainya karena tarian ini memiliki keunikan tersendiri. 

Apa saja ya keunikan tari gambyong ini? Penasaran? Jika iya, simak uraian mengenai tari gambyong mulai dari asal usul, sejarah, gerakan, iringan musik, hingga kostum yang dikenakan para penarinya berikut ini. Asal Usul dan Sejarah Tari Gambyong Tari gambyong merupakan salah satu tari adat yang berasal dari daerah sekitar Surakarta, Jawa Tengah. 

Tari ini awal mulanya hanyalah sebuah tarian jalanan atau tarian rakyat dan merupakan tari kreasi baru dari perkembangan Tari Tayub. Saat upacara panen dan hendak menanam padi, masyarakat Surakarta tempo dulu akan mempertunjukan tarian ini sebagai undangan pada Dewi Sri atau Dewi Padi agar ia memberkahi sawah mereka dengan hasil panen yang maksimal.

 Nama gambyong sendiri sebetulnya berasal dari nama seorang penari kondang pada masa itu. Sri Gambyong namanya. Sri Gambyong yang memiliki suara merdu dan keluwesan dalam menari telah memikat banyak orang. Pertunjukan seni tari tayub atau tari taldhek yang dilakukannya di jalanan, bagi banyak orang dianggap memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dari penari-penari biasanya. 

Sehingga seluruh masyarakat di wilayah Kasunanan Surakarta pada masa itu tak ada yang tidak mengenal ia. Tari Gambyong Pareanom Informasi adanya pertunjukan seni tari nan apik yang dilakukan Sri Gambyong akhirnya sampai ke telinga Sunan Paku Buwono IV, yang merupakan raja Surakarta pada masa itu. Pihak keraton Mangkunegara Surakarta kemudian mengundang Sri Gambyong untuk mementaskan tariannya. Semenjak saat itu, tari Gambyong yang dimainkan oleh Sri Gambyong semakin dikenal. Banyak orang mempelajarinya hingga akhirnya tarian ini dinobatkan sebagai tarian khas istana. 

Pada perkembangannya saat ini, tari gambyong masih sering dipertunjukan dalam acara-acara resmi, acara-acara kenegaraan, maupun acara adat rakyat. Dalam gelaran resepsi pernikahan atau khitan misalnya, tarian gambyong masih dapat kita temukan di Surakarta hingga sekarang. Tak sedikit pula saat inhi generasi muda di Surakarta yang tertarik untuk mempelajari warisan tari dari nenek moyangnya. Dibeberapa sanggar seni, tari gambyong biasanya memiliki kelas tersendiri. Beberapa variasi gerakan pengembangan tari gambyong juga terus dilakukan, hingga menghasilkan beberapa jenis tari gambyong seperti gambyong ayun-ayun,  gambyong sala minulya, gambyong gambirsawit, gambyong mudhatama, gambyong dewandaru, gambyong pangkur, dan gambyong campursari. 

Gerakan Tari Gambyong dan Videonya Gerakan tari Gambyong sebetulnya merupakan hasil kreasi gerakan-gerakan dalam Tari Tayub. Berbeda dengan tari tayub, pada tari gambyong umumnya dilakukan pada garis dan gerak yang jauh lebih besar. Adapun unsur estetis dari gerakan tari ini terletak pada kekompakan para penarinya. Para penari gambyong akan menggerakan tangan, kaki dan kepala secara bersama-sama selaras dengan irama kendang yang ditabuh. 

Gerakan mata yang selalu mengikuti gerakan tangan juga semakin membuat harmonis gerakan tarian ini. Untuk mengawali tari gambyong, pertunjukan umumnya dibuka dengan gending pangkur. Gending pangkur adalah bagian maju beksan yang berarti nyanyian awalan tari yang dilakukan untuk mengundang para penari naik ke atas pentas. Tari gambyong sendiri terbagi menjadi 3 bagian yaitu maju beksan, beksan, dan mundur beksan

 Kostum Tari Gambyong Ketika menari, para penari gambyong wajib mengenakan kostum khusus berupa kemben yang bahunya terbuka sampai bagian dada serta bawahan berupa kain panjang bermofif. Para penari juga mengenakan selendang berwarna kuning dan dirias dengan sangat cantik. Warna kostum tari gambyong ini memang identik dengan warna kuning dan hijau. Kuning melambangkan kekayaan, dan hijau melambangkan kesuburan.

 Iringan Musik Tari Gambyong Tari gambyong akan selalu diiringi dengan musik dari seperangkat gamelan dan tembang Jawa. Gong, gambang, kenong, serta kendang akan selalu dimainkan bersamaan dengan gerak para penari gambyong. Dari beberapa alat musik tersebut, kendang menjadi yang paling istimewa. Kendang adalah panduan bagi para pemusik dan penari untuk melakukan gerak atau bunyi tertentu. Oleh karena hal tersebut, dalam tari gembyong, kendang juga dijuluki sebagai otot tarian. Nah, itulah sekilas informasi tentang tari gembyong, mulai dari asal usul, sejarah, gerakan, serta iringan musik dalam pertunjukannya. Cukup menarik bukan?

Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/tari-gambyong-pareanom-asal-usul-dan.html
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.

Share:

pengertian tari glipang

Tari Glipang

Tari Glipang
Tari Glipang
Pertama saya lihat tarian tradisional ini, yang dilihat adalah pakaian. Karena pakaian yang digunakan seperti pakaian untuk laki-laki, dan alat musik yang ditabuh seperti yang digunakan di negara Arab.
Tarian ini biasanya ditarikan oleh laki-laki. Sedangkan tarian yang saya lihat ditarikan oleh perempuan. Ternyata tarian ini menceritakan tentang prilaku para penjajah saat itu.
Nama Glipang itu sendiri berawal dari kata Gholiban diambil dari bahasa Arab yang artinya kebiasaan.
Sejarah singkatnya, tarian ini dibuat oleh Seno Truno, saat ia bekerja sebagai mandor penebang tebu di perusahaan milik Belanda. Karena sikap Belanda yang sewenang-webang membuat ia berhenti bekerja. Ia pun berinisiatif membuat tarian yang menggambarkan sejarah kehidupannya.
Kalau dilihat dari gerakannya, ia seperti berada dalam posisi kuda-kuda seakan mau menyerang, gerakan yang seolah gagah perkasa mencirikan koloneal Belanda yang ingin dipandang tinggi. Kesan kakunya menandakan emosional. Adapun beberapa gerakan, dimana tangan memegang pinggang, bila diartikan dalam kehidupan sehari-hari, gerakan tersebut sangat tidak sopan.
Namun seiring dengan zaman, tarian tersebut sedikit dipoles untuk menandakan keadaan masyarakat, yang saat itu mayoritas prajurit yang melawan para penjajah.


Tari Glipang adalah sarana hiburan bagi masyarakat Lumajang baik untuk penyambutan tamu maupun tamu-tamu penting lainnya. Selain itu Tari Glipang juga untuk acara pembukaan seperti pada acara HARJALU (Hari Jadi kota Lumajang) dan pada acara agustusan dengan adanya karnaval.
Tari glipang ini di iringi menggunakan alat musik seperti ketipung lanang dan ketipung wedok untuk mengiringi para penari. Biasanya tari glipang ini dimainkan oleh 5 orang laki-laki, namun bisa juga dibawakan oleh perempuan asalkan memenuhi kaidah aturan seperti tarian laki-laki yang gerakannya ada perpaduan gerakan silat seperti tendangan dan tangkisan juga sholawat yang biasanya juga di iringi alat musik jidor,rebana dan kecrek yang biasa digunakan di mushola. Konon dahulu juga digunakan sebagai sarana penyebaran agama islam di Lumajang.
Masyarakat yang menonton dan menyukai pertunjukan tari glipang dapat memakan waktu yang lama dan bisa saja semalam suntuk. Dalam pertunjukan yang seperti ini maka ditampilkan berulang-ulang bagian-bagian tertentu yang dianggap penting atau digemari oleh masyarakat. Pertunjukan kesenian glipang semalam suntuk terbagi menjadi beberapa tahap:
  • Tahap ke satu: Tari Ngremo Glipang (Tari Kiprah Glipang). Tari ini merupakan bentuk tari yang digunakan untuk mengawali pertunjukan seni glipang.
  • Tahap ke-dua: Tari Baris. Tarian ini dibawakan oleh para penari pria, biasanya disertai penampilan seorang pelawak pria.
  • Tahap ke-tiga: Tari Pertemuan. Tarian dibawakan oleh penari pria dan wanita dalam komposisi berpasangan, disertai dua pelawak pria dan wanita. Peragaan tarian wanita dibawakan oleh penari pria dan dalam adegan ini kedua pelawak berdialog lucu.
  • Tahap ke-empat: Sandiwara (Drama). Membawakan ceritera tertentu dengan tema tertentu pula yang bernafaskan agama Islam.
Hubungan Budaya Tari Glipang Dengan Islam Nusantara
Kesenian Glipang adalah jenis kesenian pertunjukan yang membawakan lakon-lakon tertentu yang biasanya dimainkan semalam suntuk. Tema lakon bernafaskan cerita agama Islam antara lain tentang kejayaan Islam dan cerita kehidupan masyarakat sehari-hari.
Istilah Glipang belum dapat dipastikan asal-usulnya, namun kata “glipang” berasal dari istilah dalam bahasa Arab “goliban”, yang mengandung makna tentang kegiatan yang biasa dilakukan oleh para santri di pondok dalam kehidupan sehari-hari.
Tari Glipang memiliki makna simbolis dengan jumlah penari 5 orang laki-laki tidak boleh lebih atau kurang. Makna dari 5 penari itu adalah dari unsur agama islam. 5 berarti kewajiban umat islam menjalankan sholat 5 waktu. Dari unsur jawa 5 melambangkan 4 kiblat 5 badan yaitu 4 arah mata angin dan 5 badan kita.
Tari Glipang juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Bisa dilihat dari penyajian tari tersebut, terdapat unsur- unsur kesenian yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan yaitu pendidikan untuk masyarakat kecil atau masyarakat pedesaan. Tak hanya itu, juga mengingatkan kita sebagai manusia akan ajaran- ajaran Allah SWT serta mengajak untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-NYA.

 Selain itu ditinjau dari jenis tarinya Tari Glipang termasuk tari Kerakyatan yaitu tarian yang hidup dan didukung oleh masyarakat daerah secara turun temurun dan telah dianggap sebagai milik rakyat di Lumajang. Berdasarkan Tema Tari Glipang memiliki tema kepahlawanan. Karena menunjukkan keperkasaan dan keguguhan seorang prajurit yang melawan musuhnya.


info by: pengertian tari glipang
pengertian seni tari glipang
Share:

pengertian tari reog ponorogo

1. Tari Reog Ponorogo

Tari Reog Ponorogo
Tari Reog berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Biasanya dibawakan oleh 6-8 pria dan 6-8 wanita. Tarian ini melewati beberapa sesi, sehingga memiliki durasi yang terbilang panjang. Tapi kalau kamu suka dengan seni, tidak akan bosen deh melihatnya.
Menurut sejarah, tarian ini diambil dari perjalanan Prabu Kelana Sewandana yang sedang mencari pujaan hatinya, perjalanan beliau ditemani oleh prajurit dan patihnya yaitu Bujangganong. Hingga akhirnya bertemulah ia dengan Dewi Sanggalangit seorang putri Kediri. Namun, ia akan menerima cintanya bila Sang Prabu berhasil menciptakan sebuah kesenian.
Disinilah mulai terciptanya Tari Reog demi membuktikan cinta Prabu Kelana pada Sang Putri. Ia meminta bala bantuan prajurit-prajuritnya untuk mengisikan tarian yang diciptakannya.
Terciptalah 5 komponen penari yang mengisi Tari Reog Ponorogo, yaitu :
a. Prabu Kelono Sewandono
b. Patih Bujangganong
c. Jathil
d. Warok
e. Pembarong
Saya kagum dengan tarian ini, karena ada sesi dimana seorang penari menggunakan topeng seperti barongsai berukuran hampir sebesar tubuhnya, berat topeng itu sekitar 50 kg. Kerennya, penari itu menahan topeng sebesar itu dengan giginya. Bayangkan saja, bagaimana caranya para penari itu bisa menahan berat 50 kg dengan giginya?
Topeng yang digunakan pun tidak murah, cara pembuatannya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pengrajin topeng reog pun tidak cuman belajar 5 -12 bulan. rata-rata mereka menghabiskan 7-10 tahun untuk belajar membuat topeng ini.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang tarian ini pun memakan waktu yang lebih panjang, karena tiap sesi penari akan diganti dengan tarian yang berbeda. Seperti novel saja. Ada kata pengantar, pembukaan, isi cerita, penutup dan prolog.
Tidak aneh, tarian ini sangat diminati oleh wisatawan asing. Kita harus bangga punya budaya beraneka ragam.


Tari Reog Ponorogo Tarian Daerah Jawa Timur. Kesenian Reog merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur bagian barat laut dan Ponorogo. Ponorogo disebut sebagai kota asal kesenian reog yang sebenarnya karena pada gerbang kota Ponorogo dihiasi dengan dua sosok bagian dari kesenian ini. Dua sosok tersebut adalah Warok dan Gemblak. Kesenian ini masih sangat kental dengan hal-hal mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Sejarah Kesenian Reog

Sejarah kesenian reog berasal dari cerita rakyat. Ada lima versi cerita yang berkembang namun yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu. Diceritakan bahwa Ki Ageng Kutu yang merupakan seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabumi pada abad ke-15. Ia melakukan pemberontakan karena murka akan pemerintahan raja yang korup dan terpengaruh kuat dari istri raja majapahit yang berasal dari cina.  Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan bela diri. Namun sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan, maka ia membuat pertunjukan seni Reog yang merupakan sindiran kepada raja Kertabumi dan kerajaannya.

Baca juga : Tari Kuda Lumping Tarian Berasal Dari Pulau Jawa

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.

Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.

Seiring berkembangnya zaman, kesenian rego modern dipentaskan dalam peristiwa-peristiwa penting seperti hari-hari besar nasional, perkawian dan khitanan.

Dalam pementasan seni Reog Ponorogo terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka.




Tarian Pembuka

Tarian pertama dibawakan oleh 6 sampai 8 pria dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani.

Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.

Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.

Tarian Inti

Setelah tarian pembuka selesai, baru ditampilkan adegan inti dari kesenian ini. Isi dan makna kesenian pada tari inti bergantung pada kondisi pementasan. Jika dipentaskan dalam acara pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan, sedangkan untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita tentang seorang pendekar.

Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Tokoh-tokoh dalam seni Reog

Jathil
Jathil adalah gambaran dari prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog.

Warok Ponorogo
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.

Barongan (Dadak merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog.  Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut.

Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.

Share:

pengertian tari seudati

TARI SEUDATI TARIAN TRADISIONAL DARI ACEH


Tarian tradisional Aceh satu ini menggambarkan keteguhan, semangat, serta jiwa kepahlawanan seorang pria. Namanya adalah Tari Seudati.

Apakah Tari Seudati itu?

Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Aceh. Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria dengan gerakannya yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari. Tari Seudati ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, dan sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya.

Sejarah Tari Seudati

Menurut sejarahnya, tarian ini awalnya tumbuh dan berkembang di Desa Gigieh, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, yang dipimpin oleh Syeh Tam. Tarian ini kemudian mulai berkembang di daerah lain, salah satunya di Desa Didoh, Kecamatan mutiara, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini kemudian mulai menyebar ke daerah Aceh lainnya, hingga kini Tari Seudati sudah menyebar ke semua daerah di Aceh.

Dulunya tarian ini juga digunakan oleh para tokoh agama sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam. Namun pada masa penjajahan Belanda tarian ini sempat dilarang. Karena syair yang dibawakan dalam Tari Seudati ini dianggap dapat menumbuhkan semangat bagi para pemuda Aceh untuk bangkit dapat menimbulkan pemberontakan kepada Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, tarian ini kembali diperbolehkan, bahkan tidak hanya sebagai media dakwah, tapi juga sering ditampilkan sebagai tarian pertunjukan hingga sekarang.

Fungsi Dan Makna Tari Seudati

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Tari Seudati ini awalnya sering difungsikan sebagai media dakwah. Namun sekarang tarian ini juga difungsikan sebagai tarian pertunjukan. Nama Tari Seudati ini berasal dari kata “Syahadat”, yang berarti “bersaksi”. Atau dalam Islam diartikan sebagai pengakuan terhadap Tuhan dan Nabi. Hal tersebut juga berkaitan dengan syair-syair yang dilantunkan dalam mengiringi tarian ini. Syair tersebut biasanya berisi tentang kehidupan dan ajaran agama. Selain itu setiap gerakan dalam Tari Seudati ini juga tentu memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya.

Pertunjukan Tari Seudati

Tari Seudati ini biasanya dimainkan oleh para penari pria. Penari tersebut biasanya berjumlah 8 orang penari utama yang terdiri dari satu orang syeh, satu pembantu syeh, dua apeet wie, satu apeet bak dan tiga orang pembantu biasa. Selain itu dalam tarian ini juga terdapat dua orang lain yang bertugas sebagai pelantun syair yang disebut aneuk syahi.

Gerakan dalam Tari Seudati ini sangat khas, enerjik, dan lugas. Gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan tangan dan kaki serta didukung dengan pola lantai yang bervariasi. Gerakan yang paling menonjol biasanya gerakan tepuk dada, ketipan jari, jerak tangan dan hentakan kaki yang dilakukan dengan lincah, cepat dan harmonis. Sehingga tak jarang membuat penonton terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan Tari Seudati ini.

Pengiring Tari Seudati

Dalam pertunjukan Tari Seudati ini biasanya tanpa diiringi oleh alat musik, namun hanya diiringi oleh pelantun syair. Syair yang dibawakan biasanya bertemakan tentang kehidupan sehari-hari dan ajaran agama. Selain syair, tarian ini juga diiringi oleh suara tepukan, hentakan kaki dan petikan jari dari gerakan para penari. Gerakan tersebut tentunya disesuaikan dengan irama dan tempo lagu/syair yang dilantunkan agar terlihat harmonis.

Kostum Tari Seudati

Kostum yang digunakan para penari dalam Tari Seudati ini biasanya menggunakan kostum khusus yang bertemakan adat. Kostum yang digunakan biasanya terdiri dari baju ketat berlengan panjang dan celana panjang. Baju dan celana tersebut biasanya berwarna putih. Sedangkan sebagai aksesoris biasanya terdiri dari kain songket yang dikenakan di pinggang hinga paha, rencong yang disisipkan di pinggang dan tangkulok (ikat kepala) berwarna merah.

Perkembangan Tari Seudati

Dalam perkembangannya, Tari Seudati masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi dalam gerakannya juga sering ditampilkan disetiap pertunjukannya agar terlihat menarik namun tidak menghilangkan keaslian dan ciri khasnya. Tarian saudati ini sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara perayaan dan acara daerah lainnya. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan promosi pariwisata.

Selain ditampilkan sebagai tarian pertunjukan, tarian ini juga sering dipertandingkan antar tim. Hal inilah yang membuat masyarakat semakin antusias mengikuti Tari Seudati ini. Selain sebagai lomba, hal ini tentu dilakukan untuk melestarikan serta memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat luas akan Tari Seudati ini.

Sekian pengenalan tentang “Tari Seudati Tarian Tradisional Dari Aceh”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisional di Indonesia.
Share:

About

lagu

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

@templatesyard

Cari Blog Ini

kursor

BTS (Bangtan Boys or Beyond The Scene)
Adbox

Popular Posts

LATEST POSTS

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.

BTemplates.com